Sunday, July 30, 2017

Beli Antibiotik ,harus dengan resep dokter

Nemu informasi pada salah satu postingan teman,informasinya tentang antibiotik, yang katanya sudah tidak lagi dijual bebas,beli antibiotik sudah wajib dengan resep dokter,dan apoteker di yogyakarta sudah bersepakat tentang hal ini...dan pikir punya pikir ini informasi baru dan berbau 'penting' maka postingannya saya anggap perlu disimpan dulu,jika nanti dianggap penting dan informasinya dianggap valid baru lah niatnya akan dibagi... oke..bagi yang mampir dan sempat baca, informasi kritik dan sarannya ditunggu.
lanjut ke isi postingan.

Untuk pasien pasienku yg berkunjung ke apotik saya minta maaf klo saya kadang tdk mau menjual antibiotik, bacaki baik2 efek pemberian antibiotik di bawa ini...

"AKU ATAU KAMU YANG HARUS BERAKHIR?!"

Mungkin banyak teman Apoteker yang pernah mengalami hal sama seperti saya alami.

"Mbak, beli antibiotik dong. Ini muka saya lagi jerawatan". Padahal wajah Mas yang mau beli antibiotik cuma dihinggapi tiga biji jerawat.

Atau,

"Mbak, beli antibiotik. Buat ayam saya, lagi sakit soalnya". Kadang tidak cuma ayam yang diberi antibiotik, bisa jadi burung, ikan, atau kucing.

Emang hewan ga boleh diberi antibiotik yaa? Boleh kok, tapi hewan-hewan tersebut harus ditangani dulu oleh dokter hewan. Dipastikan apakah butuh antibiotik atau tidak. Kalau membutuhkan antibiotik, maka ada takaran yang jelas.

Pernah pula suatu ketika, datang seorang ibu paruh baya untuk membeli antibiotik tanpa membawa resep dan langsung kami menolaknya, si Ibu langsung nyolot
.
"Iya, saya tahu beli antibiotik harus pakai resep. Tapi kan cuma di Yogya. Harusnya saya bawa aja antibiotik dari saudara saya di Surabaya yang kerja di Puskesmas sana. Katanya Yogya itu terlalu idealis, beli antibiotik aja harus pakai resep".

Saya akui, saat ini baru Yogyakarta yang ketat menjalankan peraturan untuk tidak melayani antibiotik tanpa menggunakan resep.

Hal paling konyol yang saya dengar adalah saudara si Ibu yang kerja di Puskesmas mau memberikan sangu antibiotik? Dipikir antibiotik kacang goreng kali yaa, bisa dikonsumsi kapan saja.
Jangan-jangan saudara si Ibu kerja di Puskesmas bukan sebagai tenaga kesehatan tapi Cleaning Service kali yaa? Sumpah, saya kesal banget waktu si Ibu nyolot.

Jika suatu saat kalian jalan-jalan di Yogya, kemudian mengalami batuk pilek demam atau sakit gigi, dan terbiasa menggunakan antibiotik, kemudian hendak membeli antibiotik tanpa resep dokter, jangan harap kalian bisa mendapatkannya.
Sebab semua apotek dari utara sampai selatan, dari barat hingga timur Yogyakarta telah bersepakat untuk tidak menjual antibiotik tanpa resep dokter.
Harapan saya semoga kota-kota lain bisa mengikuti langkah yang sudah diambil oleh Ikatan Apoteker Indonesia Yogyakarta.

Duh, serius nih. Saya kok baper yaa kalau ngomongin Yogya.

Ah memang, sebagaimana sebuah kutipan: Yogya itu terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.

Eits, balik ke antibiotik.

Sepenting itukah antibiotik sehingga pembeliannya harus dibatasi?

Jadi begini.
Antibiotik itu adalah obat yang digunakan untuk membunuh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.
Emang ada bakteri yang tidak menyebabkan sakit? Ada.
Kebanyakan orang mengenalnya bakteri baik, tapi saya lebih suka menyebutnya 'friendly bacteria'. Maka, selain tersedia sediaan antibiotik, juga ada namanya sediaan probiotik.

Penggunaan antibiotik ini sebenarnya ada batasannya, ada aturan dalam pemberiannya kepada pasien agar antibiotik tidak disalahgunakan. Bukan cuma narkoba saja lho disalahgunakan, antibiotik juga bisa.
Seperti kisah diawal, antibiotik diberikan kepada hewan dengan dosis semau pemiliknya, dosisnya disamakan dengan manusia.

Apa yang terjadi jika antibiotik disalahgunakan penggunaannya atau tidak tepat dalam pemberiannya?
KEBAL.
Bakteri akan menjadi kebal pada antibiotik tersebut.
Akibatnya antibiotik tidak bisa menyembuhkan penyakit infeksi tersebut, sudah tidak efektif lagi. Nah, kebalnya bakteri pada serangan antibiotik inilah yang disebut RESISTENSI ANTIBIOTIK.
Seberapa mengkhawatirkannya resistensi antibiotik?

Resistensi antibiotik dapat menyebabkan bertambah lamanya waktu pengobatan suatu penyakit. Dengan lamanya waktu pengobatan, tentu akan menambah biaya untuk pengobatan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, jika penyakit infeksi menjadi parah.

Keparahan penyakit ini bisa pula menyebabkan kematian.
Berhubung data resistensi antibiotik di Indonesia belum ada (atau saya yang kurang gigih nyari gosip dari Mbak Gugel), saya menggunakan data dari CDC US (semacam Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat Nasional di US). Bahwa jumlah kasus yang mengalami keparahan penyakit karena resistensi antibiotik diperkirakan 2.049.442 setiap tahunnya, dan menyebabkan kematian sebanyak 23.000 kasus setiap tahunnya.

Lumayan banyak yaa?
Kalau menurut info dari WHO per September 2016, pasien yang mengalami penyakit infeksi dan resisten terhadap antibiotik Methicilline (istilah kerennya MRSA: Methicilline Resistance Staphlylococcus aureus) mempunyai peluang 64% kemungkinan mengalami kematian dibandingkan pasien yang tidak mengalami resistensi.
Uwow. Jadi gimana caranya biar kita ga termasuk diantara 2 juta kasus ataupun pasien yang memiliki peluang 64% untuk mati?
Caranya mudah, taat dan patuh pada apa yang disampaikan oleh dokter dan apoteker yaa. Hehe.
Kita mulai dengan;
1. Tidak menggunakan antibiotik untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus. Semisal nih batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan.
Kalau batuk, pilek, demam baru tiga hari atau bahkan baru hari pertama, jangan langsung dihajar sama antibiotik. Kemungkinan itu disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Sistem imun kita akan bergerilya untuk melawan virus tersebut. Sehingga batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokannya bisa sembuh bahkan tanpa obat. Syaratnya, sistem imun kita pada kondisi excellent.
Akan berbeda kalau kondisi batuk sudah seminggu atau dua minggu ga hilang-hilang, atau demamnya sudah lebih dari tiga hari. Atau kalau sakit tenggorokannya sudah pada tahap ada peradangan. Kalau kondisi begini langsung ke dokter, karena itu merupakan alarm bahwa ada masalah pada tubuh kita.
2. Penggunaan antibiotik harus dihabiskan, jangan berhenti ketika sudah merasa agak baikan. Benar-benar harus dihabiskan walaupun sudah sembuh dari sakit.
Pasti pernah ada yang mengalami kejadian gini,
"Udahan ah minum obatnya, udah enakan gini badannya".
Kejadian tersebut akan menjadi masalah kalau obat dihentikan tanpa dihabiskan adalah antibiotik. Kenapa? Kemungkinan ada bakteri yang belum mati saat antibiotik dihentikan ditengah pengobatan, akhirnya bakteri itu dapat terbebas dari serangan antibiotik.
Perlu diketahui, bakteri itu makhluk yang diciptakan dengan kecerdasan lho. Ibarat dalam peperangan, ketika ada kesempatan melarikan diri maka bakteri akan menyusun kekuatan untuk menyerang kembali, lain waktu. Caranya dengan mengubah susunan DNA-nya, terjadi mutasi DNA dan kemudian menggandakan diri dalam jumlah yang banyak. Kok begitu? Jika menggunakan kekuatan seperti sediakala, kemungkinan besar dia akan kalah tarung sebab antibiotik sudah tahu kelemahannya. Semakin sering bakteri mendapat tekanan serangan dari antibiotik, maka akan semakin sering bakteri melakukan mutasi DNA.
Mungkin ilustrasinya gini yaa,
Bakteri A diserang antibiotik B, tapi tidak semua antibiotik B ikut menyerang bakteri A. Masih ada yang tersisa, masih ada yang leyeh-leyeh. Bakteri dapat melarikan diri, merehabilitasi dirinya dengan mutasi DNA. Kemudian membuat kegaduhan lagi. Diserang pakai antibiotik B, kalah antibiotiknya. Ganti strategi pakai antibiotik C, tapi masih ada antibiotik C yang tersisa dan leyeh-leyeh. Bakteri dapat melarikan diri, dan memutasi DNA-nya lagi. Terus menerus seperti itu jika antibiotik tidak dihabiskan konsumsinya. Akhirnya terjadilah resistensi antibiotik.
Kalau dalam film action, mungkin bakteri udah pakai ikat kepala lalu menunjuk ke antibiotik sambil bilang," Aku tidak akan menyerah. Aku yang berakhir atau kamu yang berakhir!". Pokoknya sampai titik darah penghabisan deh.
3. Tidak menggunakan antibiotik yang diberikan orang lain, sebab bisa jadi infeksi orang tersebut berbeda dengan infeksi yang sedang kita alami.
Pernahkah mengalami kejadian gini,
"Lagi sakit gigi, Jeng? Ini pakai aja obat dari dokterku. Antibiotik manjur".
Apa kesalahannya? Berbagi antibiotik. Berarti antibiotiknya tidak dihabiskan, karena sisanya diberikan kepada temannya.
Jangan pernah melakukan hal demikian. Sebab bakteri yang menginfeksi diri anda akan berbeda dengan orang lain. Belum lagi kondisi fisik entah itu usia, fungsi keseluruhan organ tubuh anda, mungkin ada penyakit lain yang diderita. Hal itu bisa menjadi pertimbangan pengobatan. Serahkan pada ahlinya.
4. Tanyakan pada dokter atau apoteker, bagaimana cara mengkonsumsi antibiotiknya. Apakah harus bersama dengan makanan? Atau dikonsumsi saat perut kosong semisal sebelum makan? Atau dikonsumsi satu jam atau dua jam setelah makan? Kenapa ada antibiotik yang harus diminum dengan susu? Kenapa ga boleh dimakan pakai pisang bagi yang susah menelan? Bagaimana penyimpanannya, apakah pada suhu kamar atau pada kondisi dingin?
Informasi yang begini jangan dianggap remeh yaa. Tanyakan sebanyak-banyaknya kepada Apoteker yang ada di RS, Klinik, Puskesmas, atau Apotek. Mumpung konsultasi dengan Apoteker masih gratis tis tis.
Permasalahan resistensi antibiotik ini telah menjadi permasalahan global, bukan hanya di Indonesia. Jika saat ini kita mengabaikannya, betapa semakin jauhnya kita tertinggal dari negara-negara yang serius menangani masalah ini. Tidak usah berharap banyak dari pemerintah, lakukan yang kita bisa.
Semakin kita mengabaikannya, semakin kita tertinggal dari yang lainnya, maka yakinlah negara kita akan menjadi ndeso sebenar-benarnya.

Friday, July 28, 2017

Judulnya ini saja : Mungkin memang Konservatif

Mungkin_Emang_Konservatif
Nemu postingan ini Tadi, karena yang Nulis emang penulis jadi menurut saya ini postingan bagus,
Timbang hanya jadi pajangan disana mending share disini.. biar lebih banyak yang baca..
isi postingannya :
Pertengahan 2009 silam, pertama kali memasuki kampus Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo (Unhalu; nama dulu), masih membara semangat kemahasiswaan dan bergelut dengan dunia keremajaan, yg sedikit terlihat alay... Tp sudahlah... Maafkan...
Kasus Fidelis, mengingatkan tentang drama korea, Histori Live in Harvard, di mana, pada suatu ketika gadis cantik So In Lee terancam akan dikeluarkan dari Fakultas Kedokteran Harvard karena gagal melakukan pertolongan seseorang yang tersedak di tempat dia bekerja di luar jam kuliah. Pertolongan yg diberikan membuat orang tersebut menjadi lumpuh.
Soo In, kemudian digugat karena tidak memiliki wewenang untuk melakukan tindakan medis dan harus menghadapi sidang majelis akademik (komisi disiplin) Universitas Harvard untuk mendapatkan sanksi pemecatan atas tuduhan melakukan praktik "tracheotomy" tanpa seizin dan pengawasan demgan bertindak medis tanpa adanya surat tugas (medical license).
Kim Hyun Woo, mahasiswa Harvard Law School yang tak tega melihat obsesi kekasihnya untuk menjadi seorang dokter, harus pupus seketika, berupaya memberikan pembelaan. Penuh perjuangan kekasihnya berhasil membelanya dlm persidangan komisis disiplin, dengan menyebutkan hukum yang dikenal sebagai “The Good Samaritan Law” (Hukum Orang Samaritan yang baik).
Menurut hukum tersebut, tindakan medis yang lakukan dengan dasar kemanusiaan sangat dibenarkan, artinya jika seseorang berada di suatu kondisi genting dan mampu melakukan pertolongan pertama, maka dia wajib melakukannya, apapun hasil dari tindakan medis itu, namun jika dia hanya diam saja justeru akan terkena sangsi hukum. Soo In pun lolos dari sanksi akademik, jerat hukum malapraktik, dan tuntutan hukum selanjutnya dari korban. Tentu saja, pada akhirnya “Hukum Orang Samaritan yang baik” ini sangatlah membantu Soo In.
Prinsip Hukum ini telah lama dikenal, merupakan salah satu dasar pembenaran bagi orang yang memiliki intensi (termasuk relawan) untuk menolong orang lain yang cedera atau berada dalam kedaruratan untuk melakukan tindakan penyelamatan dengan segera, yang mana bertujuan untuk mengurangi keraguan bagi mereka ketika menolong dan menggeser ketakutan bahwa pertolongan atau tindakannya justru berakibat pada 'unintentional injury’ atau 'wrongdoing' atau yang mungkin kita kenal sebagai “malapraktik kedokteran”.
Tidakan Soo In, sangat jelas melanggar prosedur atau melanggar aturan hukum yang berlaku. Tapi karena hukum memberikan sanksi berdasarkan itikad manusia, maka Soo In Lee dapat di bebaskan jeratan hukum, sebab jika tidak dilakukan pertolongan maka nyawa yang ditolongnya tidak dapat diselamtkan lagi kala itu.
Lalu seperti apa dengan kasus Fidelis..? Memang Soo In, menggunakan Common Law dalam sistem hukummnya. Sedangkan Fidelis, bernaung di bawah Civil Law yang kemudian dipadukan hukum Islam dan Kompilasi hukum adat. Namun hukum tetaplah sama, yang salah satu fungsinya sebagai alat perubahan sosial (pembangunan), termasuk bidang kesehatan.
Dalam pelaksanaan hukum pidana, juga melekat asas praduga tak bersalah dalam prosesnya. Sebelum menetapkan sanksi, putusan hukum juga seharuanya melihat musabab suatu perkara. Terlebih lagi soal Narkotika yang tidak sepenuhnya di ilegalkan dalam penggunaannya. Pada kondisi medis tertentu jenis obatan tersebut dianjurkan penggunaannya melalui resep dokter.
Memang Fidelis, bukan dokter atau calon dokter seperti Soo In, namun sangat jelas ilmu Kedokteran berkembang akibat realitas kesehatan dalam masyarakat. Sederhananya, penemuan satu jenis obat, akibat dari penyakit yang berupaya untuk disembuhkan.
Pada mulanya, Ilmu kedokteran dan pengobatan juga merangkak dari cara-cara tradisional, seperti era kedokteran Al Kindi, seperti cara Fidelis jika penanaman ganja kemudian di extrak, bertujuan untuk menyembuhkan penyakit syringomyelia yg di derita istrinya. Apalagi penyakit langka tersebut belum dapat di jawab oleh ilmu kedokteran dan pengobatan modern.
Seharusnya, pada situasi tersebut hukum dapat melihat fungsinya secara sempurnah. Bahwa sanksi bukanlah semata tindakan hukum. Bahwa sanksi harus melihat sebab - akibat suatu perkara dan tujuan manusia dgn bijaksana, hingga memenuhi unsur pelanggaran hukum.
Dalam kasus tersebut, hukum seharusnya ikut membantu pengembangan dunia medis, karena tindakan Fidelis dapat menjadi rujukan untuk pengembangan dunia medis. Hukum harus melihat lebih dulu cara mengextrak ganja, lalu diresepkan, kemudian diminumkan sampai pada reaksi obat terhadap kesehatan istri Fidelis. Sebab, jika tujuan Fidelis bukan untuk mencelakakan orang dengan mendagangkannya atau untuk berpesta pora, bahkan rela malpraktek demi kesembuhan sang istri, maka hukum sangat tidak adil pada Fidelis.(*)
Penulis : Rajab/abar

Sunday, July 9, 2017

Postingan Lebay , Edisi di buang sayang


postingan bagus

Berikut adalah beberapa salinan hasil back up postingan pribadi pada sebuah akun media sosial yang telah terhapus secara permanent.
cerita dan edisinya dibuang sayang,meski 'lebaynya tidak ketulungan' akan tetapi mungkin dapat dimaklumi sebab segala kata dalam postingan postingan tersebut diklaim murni disusun sesuai kata hati dan situsi saat itu hehehehe...
Meski mungkin tak ada bagusnya dari segi materi serta penyusunan kata,akan tetapi dikarenakan  postingan tersebut memiliki kriteria Original,Bersih dari tuduhan Plagiat kata,copy paste dan sejenisnya maka postingan postingan tersebut akhirnya saya anggap pantas di posting lagi di blog ini sebagaimana postingan yang sudah sudah.
Oh ya karena ini berkaitan dengan Pribadi , Maka Komentar terlebih kata kata tak pantas yang sekiranya bertujuan menyampaikan rasa tak suka sangat sangat tidak saya harapkan,sekali lagi karena ini sifatnya Pribadi dan menyangkut perasaan si empunya postingan.
Jadi sekiranya Sekarang Diam dan mengabaikan sesuatu yang kita tak sepahami adalah Hal yang jauh lebih baik anda lakukan ketimbang berkomentar pada postingan berikut ini .
Cukup,berikut Postingan Yang pertama :
Si empunya Postingan mengatakan :

Indahnya menjadi biasa untuk sebuah kebiasaan.,tanpa harus selalu nampak luar biasa untuk hal yang sudah jelas biasa biasa saja...
Sekarang sudah tahun 2010 ..batman dan superman mungkin sudah akan pensiun,Kita gak perlu Nama dan terlalu maksa nyaringkan suara ,Yang penting Rasanya Bung !

24 September 2010 pukul 3:08 UTC+08, Sepertinya Postingan di tujukan ke seseorang yang Sibuk Berkoar dan Membawa Kebesaran Nama Boleh jadi Nama Pribadi,Keluarga atau Kelompok  untuk hal yang lumrah,biasa saja atau mungkin juga tidak penting versi si empunya postingan.
Menurut yang Punya postingan  yang penting dalam sebuah aksi itu adalah Hasil atau Bukti, Gak perlu ingin terlihat 'WOW' kerjakan saja sebagaimana kebiasaan jangan maksa terlihat beda hanya karena ingin dikata Luar biasa .

Postinga selanjutnya :
Sudah 30 tahun lamanya Hidup..,Tapi kenapa Hamba tak dikaruniai jenggot ? wakakakakaaak.. Wahai allah tuhanku...please.. Berilah aku jenggot..seperti yang telah kau anugerahkan kepada hambamu Osamah Bin Laden...jangan biarkan diri hamba menjadi fakir jenggot seumur hidup ya Allah....amiin..
Hmmm... Simpel saja, dia sedang berulang tahun,usianya pas 30 tahun,tapi belum dikarunia jenggot,dia iri akan Osama bin laden,dan dia takut menjadi pria dewasa yang tak berjenggot...
Do'nya Menyedihkan ... Tapi begitu Lebay..

Benahi akal dan nurani,demi hidup yang hanya sekali
lupakanlah warna warni mimpi..Agar asa secerah mentari,
Pergi,pergi.. ! dan jangan pernah kembali itu suara kicau burung bernyanyi
Adakah dia brharap..
kisah itu tak perlu dikenang lagi..wakakaaak
Mungkin yang posting sedang bernyanyi,atau mungkin juga hanya  bergumam...Entahlah yang pastinya Saya bingung dengan tawanya 'wakakaaak'

Hmmmm...Hari ini sekian dulu... Besok Lusa atau Kapan kapan Nulis lagi, Inilah ngeblog.
jangan Lupa Bahagia, wassalam

Friday, June 2, 2017

Postingan Pribadi ,Upgrade sabar yang terbatas dengan trik berikut ini

Postingan pribadi, postingan ini merupakan salah satu postingan saya di salah satu akun media sosial saya 2011 silam.
saya ikut masukkan ke blog ini dengan harapan bisa menambah perbendaharan artikel saya.
Postingan ini sebelumnya sudah dibagikan oleh teman saya kesalah satu forum,

Thursday, June 1, 2017

Postingan horor Darah di Gaun Pengantin

Postingan Horor, Malas Komentar.. Baca aja dah ..
Kisah ini terjadi sekitar dua hari Jelang Rhamadhan di Kota Kendari,ketika semua orang sibuk dg kegiatan masing2.

Postingan Bagus, Kisah Alana Hafiz cilik Banjarnegara

Ada kalanya saya pribadi Lupa bersyukur,ada kalanya saya juga lupa bagaimana caranya menggali potensi yang ada pada diri saya.
Jujur.. itu menyedihkan,dan jujur lagi... saya butuh ada hal yang memacu saya ( bahasa lainnya mungkin :motivasi..)

Postingan bagus di hari Kesaktian Pancasila

Postingan Bagus, Nemu di facebook Punya teman pas 1 juni lewat sehari..kekekekek...
Bulan-bulanan banjir di kala hujan dan kering gersang di kala kemarau. Kiranya demikian sajian tanah Timor kepada mata ini saat menjajakinya.